Paria Kambuu................

0 komentar
Salah satu jenis sayuran yang cukup unik adalah sayur Pare. Selain bentuknya yang unik, panjang dengan kulit yang kasar seperti berduri, rasanya juga pahit dan sedikit berbeda dengan rasa sayur pada umumnya. Pare dalam bahasa latinnya disebut Momordica charabtia memang kurang menarik disebabkan rasa pahitnya tersebut. Tidak semua orang menyukainya.

Tanaman satu ini memang pahit. Tapi, di balik rasa pahit itu ternyata tersimpan sejuta manfaat untuk kesehatan. Coba perhatikan kandungan kimia yang terdapat pada tanaman pare. Buahnya mengandung albiminoid, karbohidrat, dan zat warna, daunnya mengandung momordisina, momordina, karantina, resin, dan minyak lemak, sementara akarnya mengandung asam momordial dan asam oleanolat. Bijinya mengandung saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial.

Di Sulawesi Selatan, nama lain Pare adalah Paria. Salah satu manfaat dari Paria diyakini dapat membuat tenggorokan terasa lebih plong, mungkin seperti gurah yang membersihkan tenggorokan dari berbagai kotoran. Semasa kecil saya ingat betapa nenek saya sering menyuruh saya untuk makan paria, harapan nenek suara saya bisa bagus dan nantinya bisa jadi qori atau pembaca kitab suci al-Quran yang bersuara merdu. Sayang sekali saya selalu menolak karena memang sangat tidak suka dengan rasa paria yang sangat pahit.

Bertahun-tahun kemudian saat saya mulai beranjak remaja, saya jatuh cnta pada salah satu olahan dari paria tersebut, namanya paria kambu.Dengan keterampilan khusus, tanaman sayur yang tumbuh merambat ini diolah menjadi makanan khas yang lezat. Kambu dalam bahasa makassar berarti isi atau bagian dalam. Paria atau Pare yang dihidangkan menjadi Paria kambu memang sudah dikosongkan bagian dalamnya dan kemudian diganti dengan campuran ikan dan kelapa.

Cara pembuatan paria kambu memang tidak mudah karena memerlukan keterampilan khusus untuk bisa menyembunyikan rasa pahit paria tersebut. Ketelatenan memang menjadi syarat mutlak dalam meracik paria kambu. Sepotong paria dengan panjang kira-kira 20cm bisa dibuat menjadi 3 potong paria kambu.

Bahan dasar utama paria kambu tentu saja adalah sayur paria atau pare. Bagian dalam paria kemudian dibersihkan hingga kosong. Selanjutnya bagian kosong tersebut diisi dengan campuran antara parutan kelapa yang sudah digoreng dan ikan yang sudah dimasak. Jenis ikannya beragam sesuai selera. Kedua bahan tersebut kemudian dihaluskan dan dimasukkan kedalam rongga paria atau pare.

Sebagai pelengkap, ditambahkan merica, bawang putih dan bawang merah sertai serai yang sudah dihaluskan bersama-sama. Tidak lupa juga putih telur.

Setelah siap, santan kemudian dimasak hingga mendidih. Bila santan telah mendidih, paria yang sudah diisi dengan bahan-bahan tadi kemudian dimasukkan ke dalam adonan kuah berisi santan mendidih tadi hingga masak. Jangan lupa untuk menambahkan garam sesuai selera. Setelah siap, paria bisa dihidangkan bersama-sama nasi putih atau lauk lainnya.

Karena sifatnya yang agak rumit, maka paria kambu memang relatif lebih susah ditemukan. Tidak banyak yang membuatnya untuk kemudian dijual. Tapi biasanya di bulan ramadhan, saat jalanan banyak dipenuhi oleh para pedangang makanan, paria kambu juga turut meramaikan persaingan antar ragam makanan untuk berbuka puasa atau makan malam dan makan sahur. Harganya cukup beragam, berkisar antara Rp. 3.000,- per potong yang panjangnya kira-kira 5-7 cm hingga Rp. 5.000,- per potong.

Menyantap paria kambu dengan nasi yang mengepul memang menciptakan sensasi tersendiri. Rasa pahit paria atau pare bercampur dengan rasa dan aroma ikan yang jejalkan ke dalam paria tersebut. Walaupun tergolong agak kurang dari segi peminat dan popularitas bila dibandingkan dengan makanan-makanan khas Sulawesi Selatan lainnya, namun tak urung paria kambu tetap jadi incaran beberapa kalangan yang memburu sensasi pahitnya paria yang bercampur dengan renyahnya ikan serta kentalnya kuah santan bercampur putih telur.